Title : Never ending story
Staring by :
Oh Sehun EXO-K,Suho EXO-K,Park Min Young
Genre :
Romance
Recommended ost : Memories-Super Junior
Park Min Young POV(Point Of View)
“Sayang tolong berhenti di sini!”pintaku pada
Suho yang kini telah menjadi ‘namjaku’.”Kenapa berhenti di sini,bukankah pantai
masih jauh dari sini?”tanyanya penuh heran.Melihat raut wajahnya yang penuh
keheranan aku hanya tertawa kecil.”kenapa kau malah tertawa?”tambahnya.
“Gwaenchana,aku hanya senang melihat wajahmu
yang keheranan seperti itu”.Kudekatkan bibirku ke telinga kanannya,kubisikkan
beberapa kata untuknya.”Kau terlihat sangat tampan saat raut wajahmu sedang
kebingungan seperti ini.Tunggu aku yah,sebentar saja.Sharanghae,emmuach..!”Ku
tempelkan bibirku ke pipi kanannya dengan lembut.Mungkin ada sedikit bekas
lipstick menempel di pipinya saat itu.
Sambil memamerkan giginya yang rapi itu ia
kembali bergumam “Hem...aku kalah lagi.”hey,sebenarnya kau mau ke mana?”tanyanya
dengan raut wajah yang masih memerah karena tersipu malu.
“Sebentar saja,aku hanya ingin mengunjungi
sekolah lamaku,tunggu aku yah!”timpalku dengan sedikit menaikkan nada
suara,karena posisiku yang telah berada di luar mobil.
Hari ini aku memang berencana mengunjungi
mantan sekolahku dulu di sebuah kota kecil di Busan.Sudah 8 tahunsejak pindah
ke Seoul aku memang tidak pernah mengunjungi kota kelahiranku itu lagi.Selain
karena kesibukan sekolah dan karir,ada faktor lain yang enggan membuatku kemari.
Tapi hari ini akhirnya aku berada di kota
kelahiranku Busan.Ini adalah hari ke-3 kunjunganku di kota yang terkenal dengan
pemandangan yang begitu dekat antara pantai dan gunung.Sebenarnya kunjunganku
kemari adalah dalam rangka bulan madu kami.Sudah sebulan sejak pernikahanku dan
Suho,acara bulan madu harus kami tunda karena kesibukan pekerjaan,dan pada
akhirnya sekarang kami memiliki waktu untuk itu.Mumpung berada di Busan
kusempatkan untuk menengok masa-masa laluku yang terkubur dalam rindangnya pepohonan
maple yang mengelilingi sebuah sekolah yang telah berusia puluhan tahun.Pagar
besi yang sudah aus dimakan usia,suara cericit anak burung gereja yang
bernyanyi di gundukan ranting pohon maple,dan daun-daun maple yang mulai
menguning menyambut datangnya musim gugur.Ada beberapa daun maple yang berwarna
merah kekuningan yang telah gugur dari rantingnya.Disapu lembut oleh angin dari
arah laut Jepang.
“hemmm....hufftttt”kutarik nafas dalam-dalam
dan ku hembuskan kembali merasakan aroma kenangan 8 tahun silam yang masih
lekat di sudut-sudut green school itu.Memejamkan mata akan semakin membuatmu
meresapinya.
“Nona apa yang kau lakukan?”suara seorang
pria paruh baya itu membangunkanku dari hipnotis keindahan pohon
maple.”Paman”jawabku agak gugup.
“Nona sekarang itu hari minggu jadi anak-anak
tidak ada yang ke sekolah.Apa kau mencari seseorang?”tanyanya dengan nada yang
menyiratkan orang tua yang begitu bijaksana.
“Tidak,tidak papa,aku alumni sekolah ini aku
hanya merindukan suasana sekolah ini.”jawabku dengan penuh kesopanan dan
sepertinya orang itu mengerti maksudku.
Mataku tertuju pada sebuah kursi berukuran
2x0,5 m itu.Kursi yang sudah lebih pantas disebut besi tua itu masih berdiri
tegap di bawah rindangnya pohon maple di samping kelas musik.Pikiranku melayang
,menuju lorong waktu terus berlalu menuju 8 tahun silam,kenangan perpisahan
dengannya.
#FLASHBACK
Hari ini tanggal 28 Mei 2003 sekolah kami
mengadakan pelepasan bagi siswa siswi kelas tiga yang telah berhasil menempuh
UAN.Sore itu usai acara pelepasan,aku merasa ini adalah hari yang benar-benar
melelahkan.Aku duduk sendiri di kursi ‘mesir’ di bawah pohon maple sambil
membenahi pakaianku yang mulai berantakan karena dipakai sejak pagi tadi.Ada
seseorang yang menyodorkan sekaleng soft drink untukku.Dia Oh Sehun,teman
seangkatanku di kelas musik.Jantungku sejenak berhenti berdegup,lalu berdegup
kembali dengan kecepatan yang melebihi kecepatan awalnya.Sorot matanya seperti
arus magnet yang menyedot seluruh fungsi motorik tubuhku,seperti magnet yang
layaknya menarik benda-benda dari logam dengan kuatnya.Sungguh kilatan sepasang
bola mata yang tersembunyi di balik bulu
mata yang tebal dan lentik alami.Senyum yang mematikan dari sepasang
bibir mungil yang begitu manis.Sekejap kucoba menangkal hipnotis cinta itu.Oh
Sehun,laki-laki pertama yang kusukai sejak usiaku menginjak remaja.Tidak pernah
terlintas di benakku kalau dia juga memiliki perasaan yang sama denganku.Dia
begitu jauh di atas sempurna.Tapi kurasa dia juga memiliki perasaan yang sama
denganku.Dia memang tidak pernah mengatakannya padaku.Tapi sejak kejadian itu
aku semakin percaya diri kalau dia juga menyukaiku.Kejadian di mana wajah kami
berada dalam posisi yang begitu dekat,sangat dekat hanya beberapa inchi.Aku
tidak tau apa yang dia lakukan,saat aku terbangun dari pingsanku hal pertama
yang kulihat adalah seraut paras ‘angel’ berada tepat di atas wajahku.Oh Sehun
apa yang dia lakukan padaku?ah tidak,itu tidak mungkin”kataku mencoba menjawab
ribuan pertanyaan yang bergelayut di otakku.
Perasaan itu bertahan selama kami berada di
kelas musik yang sama.But,he treated me coldly,so it’s impossible that he
falling in love with me.Itu motto hidupku selama aku berada di sekolah yang
sama dengannya.Kata ‘cinta’ tak pernah terucap dariku ataupun darinya.Sungguh
membingungkan.
“Terima kasih,”.ucapku dengan menerima
softdrink itu.Ia duduk di sampingku dengan gaya duduknya yang khas meletakkan
paha kanan di atas paha kirinya.Itu mungkin karena kakinya yang terlalu
jenjang.”Ada apa,ada yang ingin kau katakan padaku?”tanyaku mencoba mencairkan
suasana.
“Tak terasa hari ini sudah hari
perpisahan.Park Min Young,selamat yah kau lulus dengan nilai yang
baik.”tuturnya sambil meneguk jus jambu kaleng yang dipeganya sejak tadi.”Eh..apa?ah
ia terima kasih.”jawabku dengan gelagap kecewa.Kupikir akan ada ‘kata’ lain
yang ingin kudengar keluar dari mulutnya.Oh Sehun,apa kau ingin mengatakan
sesuatu lagi?”tanyaku penuh harap.”Apa?ah iya kau benar,aku mau bilang kalau
aku akan melanjutkan studyku di Macau.Jadi mungkin ini pertemuan kita yang
terakhir.”jawabnya panjang lebar.
“Huftzzz”aku kembali mendesah.Kembali kuteguk
minuman soda di tanganku sampai habis,tanpa lagi memperhatikan etika atau
menjaga image di depannya,kulemparkan kaleng minuman di tanganku ke bak sampah
yang ada di depan kelas.Seperti seorang pemain basket yang sedang melakukan
long shoot ke dalam ring.”Jadi kau datang hanya untuk berpamitan?”tanyaku agak
kesal tanpa memandang wajahnya.Di tengah suasana aku yang sedang dikuasai
sepasang makhluk berjubah merah dengan sepasang sungut di kepalanya.Tiba-tiba
ada sesosok peri bersayap dengan panah di tangannya,dilepaskannya busur panah
dengan ujung hati itu padaku.#seperti dalam iklan AS
“Kyaaa...sepasang bibir mungil itu mendarat
hangat di pipi kiriku.”Itu jawabanku aku sudah ditunggu ayahku .”teriaknya
sambil berlari menuju mobil yang sedari tadi sudah menunggunya di balik
gerbang.Sementara aku,masih mematung dengan pipi yang masih seperti tomat.”Apa
ini yang dia lakukan saat aku pingsan,???”sambil mengelus pipiku yang masih
merona karena malu.
Namun setahun berlalu tanpa setetes kabar
darinya.Hingga akhirnya 8 tahun pun berlalu hampa tanpa kabar dari orang yeng
bernama Oh Sehun.”Orang kaya memang sangat mudah untuk melupakan
sesuatu”gerutuku.
*****************
“Hehem”aku hanya tertawa kecil jika mengingat
masa remajaku.Sudah saatnya aku kembali ke duniaku yang sebenarnya.
Saat aku berjalan menyusuri jalan setapak
menuju mobil suamiku,entah aku masih berada dalam masa lalu atau dunia yang
sebenarnya.Dalam radius 4-5 meter Oh Sehun berdiri di hadapanku.Lagi-lagi
jantungku bertambah kecepatan.Meski 8 tahun telah berlalu namun wajahnya masih
melekat erat di memory otakku.Masih seperti dulu,sebenci apapun aku
padanya,hormon tersenyum tidak bisa berhenti mengalir.Bibir ini seolah bergerak
sendiri tanpa mengikuti kata hati.Aku tersenyum padanya,yah aku tersenyum pada
Oh Sehun.Yang belum jelas nyata atau hanya ilusi.
Ribuan pertanyaan masih bergelayut di
otakku,apa ini benar dia?apa dia telah kembali dari Macau?kenapa tidak pernah
mengabariku?apa dia tau aku di sini?.....etc.
Langkah kami semakin dekat hingga akhirnya
raga kami berpapasan begitu saja tanpa ada sedikit tatapannya untukku.”Apa dia
tidak lagi mengenali wajahku?atau dia tidak melihat ada orang di sini?apa yang
dia lakukan?melewatiku?dia tidak menganggapku ada?”
Aku kembali mematung dengan bom atom yang
siap meledak di kepalaku.Ini bukan rasa patah hati atau kecewa tapi lebih
tepatnya perasaan ‘direndahkan harga dirinya’mungkin ini berlebihan.Ratusan
daun maple yang telah menguning bak ratusan percik api yang siap membakar
emosiku.Kuputar badanku 1800 ke arah kiri.Sehingga posisiku saat ini
menghadap Oh Sehun yang berjalan dengan santainya.”Awas saja dia,dia tidak tau
kalau aku pernah latihan taekwondo.”gerutuku.Namun baru selangkah aku berjalan
menyusul Sehun rasanya kakiku tiba-tiba saja dililit akar-akar maple yang
tiba-tiba tumbuh dari dalam tanah dan menjalar melilit kakiku.Saat kedua wanita
itu mendekati Sehun aku baru sadar kalau ‘sesuatu’ telah terjadi padanya.
“Ayah,kenapa tidak memakai tongkatmu?aku dan
nenek sejak tadi mencarimu.Ayah jangan berjalan sendiri,bagaimana kalau ayah
tersesat atau menabrak sesuatu,ayo kita ke makam ibu.”anak kecil itu merengek
pada Sehun dengan manjanya sembari memasangkan tongkat itu ke tangan
Sehun,terlihat Sehun menyambut rengekan gadis keci itu dengan senyumannya yang
masih seperti saat dia tersenyum padaku,namun pandangannya sam a sekali tak
menatap gadis itu ,masih menerawang lurus ke depan.Tak terasa butiran hangat
telah mengalir melalui kelopak mataku hingga akhirnya jatuh membasahi
pipi.”Tidak,itu tidak mungkin,tidak bisa melihat?itu tidak mungkin”Aku terus
bergumam tanpa hentinya,hatiku terasa sesak membuatku ingin berteriak.Sampai
akhirnya sentuhan lembut mendarat di pundakku.Tangan Suho namjaku yang sedari
tadi telah menungguku.Angin mengelus dengan lembut pepohonan hingga menjatuhkan
beberapa helai daun maple yang telah menguning,seraya menuturkan sesuatu padaku
“kembalilah ke duniamu sekarang,segala sesuatunya bisa berubah dan apapun bisa
terjadi tanpa kau kan sadari”
“Sayang,kau baik-baik saja,kau menangis,kau
cengeng sekali masa lalu bukan untuk ditangisi,ayo kita kembali ke mobil!”
END
0 comments:
Post a Comment